18 November, 2011

Langkah-Langkah Bimbingan dan Konseling


Menurut Tohirin, dalam Proses Bimbingan dan Konseling akan menempuh beberapa langkah, yaitu: (1) menentukan masalah, (2) mengumpulkan masalah, (3) analisis data, (4) diagnosis, (5) prognosis, (6) terapi, dan (7) evaluasi atau follow up.[1]
a.       Menentukan masalah
Menentukan masalah dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah (identifikasi kasus-kasus) yang dialami oleh siswa.
b.      Mengumpulkan masalah
Setelah ditetapkan masalah yang akan dibicarakan dalam BK. Selanjutnya adalah mengumpulkan data siswa yang bersangkutan. Data siswa yang dikumpulkan harus secara komprehensif (menyeluruh).
c.       Analisis data
Data-data siswa yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis. Dari analisis data akan diketahui siapa siswa dan apa sesungguhnya masalah yang dialami oleh siswa tersebut.
d.      Diagnosis
Diagnosis merupakan usaha guru BK dalam menetapkan latar belakang masalah atau faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa.
e.       Prognosis
Setelah diketahui faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa, selanjutnya guru BK menetapkan langkah-langkah bantuan yang akan diambil. Jenis bantuan bisa diberikan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh siswa.
f.       Terapi
Setelah ditetapkan jenis atau langkah-langkah pemberian bantuan selanjutnya adalah melaksanakan jenis bantuan yang telah ditetapkan.
g.      Evaluasi atau follow up.
Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah upaya bantuan yang telah diberikan memperoleh hasil atau tidak. Apabila sudah memberikan hasil apa langkah-langkah selanjutnya yang perlu diambil? Begitu juga sebaliknya apabila belum berhasil.



Langkah-langkah Bimbingan dan konseling
Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi, langkah-langkah Bimbingan dan Konseling dijelaskan sebagai berikut:
a.       Analisis yaitu merupakan langkah untuk memahami kehidupan individu, yaitu dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber. Kegiatan mengumpulkan data dimaksud adalah berkenaan dengan bakat, minat, motif-motif, kehidupan emosional serta karakteristik yang dapat menghambat atau mendukung penyesuaian diri dari individu.
b.      Sintesis, adalah langkah menghubungkan dan merangkum data. Ini berarti bahwa dalam langkah sintesis konselor mengorganisasi dan merangkum data sehingga nampak dengan jelas gejala atau keluhan-keluhan siswa, serta hal-hal yang melatarbelakangi masalah siswa.
c.       Diagnosis, adalah langkah menemukan masalahnya atau mengidentifikasi masalah. Langkah ini meliputi proses interpretasi data dalam kaitannya dengan gejala-gejala masalah, kekuatan, dan kelemahan masalah.
d.      Prognosis, yaitu langkah meramalkan akibat yang mungkin timbul dari masalah itu dan menunjukkan perbuatan-perbuatan yang dapat dipilih. Atau dengan kata lain prognosis adalah suatu langkah mengenai alternatif bantuan yang dapat atau mungkin diberikan kepada siswa sesuai dengan masalah yang dihadapi sebagaimana yang ditemukan dalam rangka diagnosis.
e.       Konseling atau treatment, langkah ini adalah merupakan pemeliharaan yang berupa inti pelaksanaan konseling yang meliputi berbagai bentuk usaha, diantaranya: menciptakan hubungan yang baik antara guru BK dan siswa, menafsirkan data, memberikan berbagi informasi, serta merencanakan berbagai bentuk kegiatan bersama siswa.
f.       Follow-up atau tindak lanjut adalah merupakan suatu langkah penentuan efektif tidaknya suatu usaha konseling yang telah dilaksanakannya. Langkah ini merupakan langkah membantu klien melakukan program kegiatan yang dikehendaki atau membantu klien kembali memecahkan masalah-masalah baru yang berkaitan dengan masalah semula.[2]

Dari langkah-langkah di atas yang harus selalu ingat oleh guru BK bahwa dalam memberikan bantuan melalui hubungan konseling tidaklah selalu terpaku dengan salah satu teknik atau pendekatan konseling, karena pada kenyataannya tidaklah ada salah satu teknik atau pendekatan yang baku berlaku bagi semua siswa. Setiap teknik atau pendekatan mungkin hanya dapat diterapkan kepada siswa yang menghadapi masalah khusus.


[1] Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007, h.317
[2] Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, 150-153.



Artikel Terkait:

1 komentar: