18 November, 2011

Pengertian Bimbingan dan Konseling


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebagai usaha sadar dan terencana, pendidikan berupaya mengembangkan seluruh potensi siswa kearah perkembangan yang maksimal. Selain melalui pengajaran dan pelatihan, upaya perkembangan seluruh potensi siswa tersebut juga memerlukan bimbingan.
Pada dasarnya, layanan bimbingan konseling di sekolah merupakan satu kesatuan (integral) dalam proses pendidikan di sekolah. Dengan kata lain, pelaksanaan pendidikan atau pembelajaran di sekolah mempunyai ketergantungan yang timbal balik antara proses belajar klasikal di kelas dengan bantuan bimbingan konseling. Kesatuan ini tampak dalam pelaksanaan umum telah dilakukan guru bidang studi didalam kelas. Peranan guru bimbingan konseling pada tahap ini adalah menyeimbangkan antara kekuatan kognitif dan afektif yang dimiliki siswa.
Secara umum pun bantuan pelayanan bimbingan konseling berupaya membantu siswa menemukan pribadinya, dalam hal mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, serta menerima dirinya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan juga membantu siswa dalam rangka mengenal lingkungan dengan maksud agar peserta didik mengenal secara objektif lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula. Selanjutnya, bimbingan juga membantu siswa dalam rangka merencanakan masa depan dengan maksud agar mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan dirinya sendiri, baik menyangkut bidang pendidikan, bidang karier maupun bidang budaya/ keluarga/ masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
Memahami lebih lanjut mengenai pembahasan pentingnya tentang perkembangan individu dalam pemberian layanan di sekolah. Secara lengkap, integrative dan sesuai kaidah-kaidah disiplin ilmu psikologi perkembangan yang merupakan suatu keharusan yang mesti dipenuhi siapapun yang memusatkan perhatian pada sebuah persoalan.
C.    Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun guna memperoleh kejelasan lebih detail, dalam menganalisis sebuah masalah perkembangan pelayanan bimbingan konseling dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada pada masing-masing individu.
D.    Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode literatur, dengan mengambil bahan penulisan dari berbagai referensi yang berkaitan makalah yang dibuat.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan terjemahan dari “Guidance” yang didalamnya terkandung beberapa makna. Guidance berasal dari kata guide yang mempunyai arti menunjukkan, menentukan atau mengatur.
Penggunaan istilah bimbingan lebih menekankan proses bimbingan kepada peranan pihak pembimbing. Hal ini tentu saja tak sesuai dengan arah perkembangan, dimana saat ini klien lah yang justru dianggap lebih memiliki peranan penting dan aktif dalam proses pengambilan keputusan dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keputusan yang diambilnya.
Bimbingan juga dapat diartikan suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah.
Konseling sebagai terjemahan dari “Counseling” merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun teknik-teknik layanan konseling merupakan jantung hati layanan bimbingan secara keseluruhan.
Konseling juga merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu dimana yang seorang (yaitu konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi.
Jadi, bimbingan konseling ini berarti pelayanan bantuan baik yang diberikan secara orang atau kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, belajar, maupun bimbingan karir, melalui sebagai jenis layanan dari kegiatan pendukung berdasarkan norma yang berlaku.
B.     Fungsi-Fungsi Bimbingan
Ditinjau dari segi sifatnya, layanan bimbingan konseling berfungsi:
1.      Pemahaman : Menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu untuk pengembangan dan pemecahan masalah-masalah.
2.      Pencegahan : Menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya berbagai permasalahan yang timbul dan menghambat proses perkembangan.
3.      Pengentasan : Menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami.
4.      Advokasi : Menghasilkan kondisi pembelaan terhadap pengingkaran atas hak-hak atau kepentingan pendidikan.
5.      Pemeliharaan dan Pengembangan : Terpelihara dan berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif dalam rangka perkembangan diri secara mantap dan berkelanjutan.
Dimana fungsi-fungsi ini dapat diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai jenis layanan bimbingan dan pendukung bimbingan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana terkandung dalam masing-masing fungsi bimbingan konseling.
Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dilaksanakan haruslah secara langsung mengacu kepada salah satu atau beberapa fungsi itu, agar hasil yang hendak dicapai secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.
C.    Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling serta Tujuannya
Sejumlah prinsip mendasari penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip ini berkaitan dengan tujuan, sasaran layanan, jenis layanan, kegiatan pendukung, dan berbagai aspek operasionalisasi pelayanan bimbingan konseling. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan layanan: (a) Melayani semua individu tanpa memandang usia, suku, agama dan status sosial. (b) memperhatikan tahapan perkembangan, dan (c) perhatian adanya perbedaan individu dalam layanan.
2.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu (a) menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan, baik dirumah, sekolah dan lingkungan. (b) timbulnya masalah pada individu oleh karena adanya kesenjangan sosial, ekonomi dan budaya.
3.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan bimbingan konseling, (a) Bimbingan konseling bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu, sehingga diselaraskan dengan program pendidikan dan pengembangan diri peserta didik, (b) program bimbingan konseling harus fleksibel, (c) program bimbingan konseling disusun dengan mempertimbangkan adanya tahap perkembangan individu.
4.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:
(a)     diartikan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu secara mandiri membimbing diri sendiri,
(b)    permasalahan individu dilayani ahli relevan profesional,
(c)     proses pelayanan bimbingan konseling melibatkan individu yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan.
Secara khusus tujuan layanan bimbingan konseling bertujuan untuk membantu siswa untuk individu agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan yang meliputi:
1.      Aspek pribadi sosial atau perkembangan pribadi sosial,
2.      Aspek perkembangan belajar,
3.      Aspek perkembangan karier.
Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan, bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.
D.    Asas-Asas dan Kegiatan Layanan Bimbingan Konseling
Penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan konseling selain dimuati fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan atau kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan atau kegiatan bimbingan konseling itu sendiri.
Pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan konseling. Apabila asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik, maka penyelenggaraan bimbingan konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.
Asas-asas bimbingan konseling tersebut adalah asas kerahasiaan (confidential), asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kegiatan, asas kemandirian, asas kekinian, asas kedinamisan, asas keterpaduan, asas kenormatifan, asas keahlian.
Kegiatan layanan dan pendukung bimbingan konseling.
Kegiatan layanan merupakan kegiatan dalam rangka memenuhi fungsi-fungsi bimbingan konseling sedangkan kegiatan pendukung merupakan kegiatan untuk menopang terhadap keberhasilan layanan yang diberikan.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional saat ini terdapat 7 (tujuh) jenis layanan dan 5 (lima) kegiatan pendukung. Kegiatan layanan bimbingan konseling mencakup: Layanan orientasi, layanan informasi, layanan pembelajaran, layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, dan layanan konseling kelompok.
Untuk menunjang kelancaran layanan dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung yakni: aplikasi instrumentasi data, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus. 
E.     Upaya Pengembangan Manusia dan Bimbingan
Upaya pengembangan manusia tidak lain adalah upaya untuk mengembangkan segenap potensi yang ada pada diri manusia secara individual dalam segenap dimensi kemanusiaannya, agar ia menjadi manusia yang seimbang antara kehidupan individual dan sosialnya, kehidupan jasmaniah dan rohaniahnya: serta kehidupan dunia dan akhiratnya.
Pengembangan manusia seperti itu dapat disebut upaya pembudayaan dengan orientasi terbentuknya manusia berbudaya atau upaya pendidikan dengan orientasi terbinanya peranan individu atau upaya bimbingan dengan orientasi berkembangnya segenap potensi individu secara optimal, kesemuanya dalam arti yang seluas-luasnya.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Memahami perkembangan individu dalam proses layanan bimbingan secara lengkap, integrative dan sesuai kaidah-kaidah disiplin ilmu psikologi merupakan keharusan yang mesti dipenuhi oleh siapapun dalam perhatiannya kepada sebuah persoalan. Dengan begitu, kita dapat memandang suatu permasalahan perkembangan dalam layanan secara tajam dan integral. Yang dimana pemahaman tersebut berguna untuk menganalisis masalah perkembangan, mencari solusi pemecahan maupun pengembangan diri dalam potensi yang dimiliki.
Selanjutnya, dalam layanan bimbingan konseling juga merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan secara terus menerus agar dapat menjadi pribadi yang mandiri. Dimana kemandirian yang menjadi tujuan usaha layanan bimbingan mencakup lima fungsi pokok, yaitu: (a) Mengenal diri sendiri dan lingkungan, (b) menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis (c) mengambil keputusan, (d) mengarahkan diri sendiri, dan (e) mewujudkan diri mandiri.


B.     Saran
  1. Penulis berharap setelah membaca makalah ini, pembaca dapat mengetahui pengertian bimbingan konseling dan prinsip-prinsip bimbingan.
  2. Dengan disusunnya makalah ini penulis berharap agar nantinya makalah saya ini dapat dijadikan sebagai bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan.
  3. Bila terdapat kekurangan, penulis meminta kritik dan saran dimasa yang akan datang penulis dapat meningkatkan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin, 2003, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Winkel, W.S., 1982, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah, Jakarta: Gramedia.

Prayitno, 1987, Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor, Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.






Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar